MEDIKITA.COM – Tim audit kasus stunting Kabupaten Kayong Utara melaksanakan kunjungan rumah kepada keluarga berisiko stunting.
Sasarannya adalah calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca salin dan balitadi Desa Podorukun Kecamatan Seponti dan Desa Mas Bangun Kecamatan Teluk Batang
Kegiatan audit akan dimulai tanggal 12 hingga 20 September mendatang dengan cakupan di desa 6 lokus. Yaitu Podorukun, Mas Bangun, Padu Banjar, Nipah Kuning, Benawai Agung dan Kemboja.
Made Sulandri, Kepala bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (KB) Dinas Kesehatan dan KB Kabupaten Kayong Utara, mengatakan bahwa kegiatan audit merupakan kegiatan yang sangat penting dalam rangkaian tindak lanjut kegiatan tematik pendampingan oleh PLKB/PKB dan Tim Pendamping Keluarga.
“Dipilihnya 6 Desa lokus tersebut berdasarkan Analisis Situasi dengan menyandingkan Data EPPGBM dan data PK21 dengan tingkat kasus stunting dan keluarga berisiko stunting tertinggi,” Jelas Made.
Kegiatan audit ini mengambil sampel rumah tangga yang sangat berisiko sebanyak 3 orang dari masing-masing sasaran yang tersebar di 6 Desa lokus tersebut.
“Sebelum turun ke rumah warga kita melakukan verifikasi data terlebih dahulu di Kantor Desa dengan petugas gizi, PLKB, Bidan Desa dan di dampingi oleh Kepala Desa dan Kepala Dusun,” jelasnya.
Data hasil dari kunjungan rumah ini lanjut Made, akan diserahkan kepada tim pakar untuk dilakukan penilaian.
Tambah Made, penilaian oleh tim pakar nanti akan disampaikan melalui kegiatan diseminasi terhadap kasus stunting dengan pelibatan tim percepatan Penurunan stunting tingkat Kabupaten.
Tim Pakar memberikan rekomendasi terkait faktor-faktor penyebab terjadinya stunting dan rencana kerja tindak lanjut di masing-masing OPD di lingkungan Pemerintah daerah Kabupaten Kayong Utara.
Tim Pakar untuk Audit Kasus Stunting Berdasarkan keputusan Bupati Kayong Utara tanggan 5 Juli 2022 adalah dr. Maria Christine Florens Sandra, Sp. A (Dokter Spesialis Anak), dr. Devi Meliana Syam, Sp. OG (Dokter Spesialiss Obstetri dan Ginekologi dari RSUD Sultan Muhammad Jamaludin 1), Agus Tri Handoko, S.Psi. Psikolog, M.M (Himpunan Psikolog Indonesia), dan Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si (Asosiasi Institut Pendidikam Tinggi Gizi Indonesia). (AS)