Menu

Mode Gelap
Headline

News · 14 Okt 2022 15:47 WIB ·

Presiden Panggil Seluruh Pejabat Kepolisian se-Indonesia pada Hari Lahir Hoegeng, Ada Apa?


 Ratusan pejabat Kepala Kepolisian Daerah dan Kepala Kepolisian Resort seluruh Indonesia datang mengahdap Presiden dengan berjalan kaki, tanpa topi, tanpa tongkat komando dan tanpa HP serta tanpa ajudan, Jumat (14/10/2022) Perbesar

Ratusan pejabat Kepala Kepolisian Daerah dan Kepala Kepolisian Resort seluruh Indonesia datang mengahdap Presiden dengan berjalan kaki, tanpa topi, tanpa tongkat komando dan tanpa HP serta tanpa ajudan, Jumat (14/10/2022)

MEDIKITA.COM – “Tanggal 14 Oktober 1921 Hoegeng Iman Santoso lahir di Pekalongan. Sangat berat bagi Polisi masa kini untuk meniru Keteladanan Kapolri Hoegeng”.

Ya, itulah kutipan Historia yang kembali membuka memori kita semua tentang seorang Jendral Polisi yang bersih.

Soal bersih dan sangat patut menjadi contoh dan teladan itu juga pernah keluar dari mulut tokoh bangsa, Abdurrahman Wahid alias Gusdur.

Kata Gusdur, hanya dua polisi di dunia ini yang bisa memberikan kepercayaan kepada orang yang melihatnya. Pertama Hoegeng, kedua Polisi tidur.

Pada hari ini juga Presiden Jokowi mengumpulkan seluruh Kapolda, Kapolres, Kapolresta dan Kapoltabes di Istana Negara.

Belum ada informasi yang bisa memberikan gambaran apa tujuan seluruh pejabat perwira menengah dan sebagian perwira tinggi itu berkumpul bersama Kapolri menghadap Presiden.

Ini adalah sejarah pertama dalam institusi tribarata tersebut. Berkumpul di Istana atas perintah Presiden. Tanpa topi kebesaran, tanpa tongkat komando dan tanpa ajudan.

Mereka semua hanya boleh membawa pulpen dan kertas. Juga, hadir menemui presiden dengan naik bus yang sudah tersedia.

Ya, pemanggilan mereka semua tanpa atribut kebanggaan menandakan sesuatu yang urgen sedang terjadi. Sekali lagi, hanya presiden yang tahu maksudnya.

Pemanggilan tersebut tertuang dalam Surat Telegram Rahasia dengan nomor STR/764/X/HUM.1./2022 tertanggal Rabu 12 Oktober 2022 yang ditandatangani Asops Polri Irjen Agung Setya.

Yang bisa kita tangkap hanyalah rasa kecewa Presiden Jokowi. Pertama karena Kasus Fredy Sambo yang terlibat dalam kasus meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Kedua kasus meninggal masal penonton di Stadion Kanjuruhan Malang. Dimana 132 orang (hasil pengumuman Tim Gabungan Independen Pencari Fakta – TGIPF) meninggal akibat gas air mata saat laga Arema vs Persebaya.

Sekali lagi pemanggilan pejabat Polri di daerah ini, tanpa tutup kepala, tanpa ajudan, tanpa tongkat komando, juga tanpa HP.

Terus siapa yang memegang komando di daerah saat ini? Menarik memang untuk kita tunggu hasilnya. (WY)

Artikel ini telah dibaca 72 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

PJS Siapkan Strategi Menjadi Organisasi Pers Terdepan

19 September 2024 - 09:42 WIB

Hukum Tidak Boleh Dipakai untuk Menekan Lawan Politik

17 Agustus 2024 - 05:32 WIB

PKB Agam Pastikan Dukungan untuk Gus Muhaimin

15 Agustus 2024 - 16:07 WIB

Gelar PKD, GP Ansor Payakumbuh Siapkan Kader Berkualitas

11 Agustus 2024 - 11:04 WIB

Peduli Lingkungan, PJS dan Polri Kolaborasi

3 Agustus 2024 - 18:51 WIB

Sah! Ini Syarat CPNS 2024 yang Anda Tunggu

30 Juli 2024 - 14:04 WIB

Trending di News