Menu

Mode Gelap
Headline

Kajian Islam · 2 Agu 2022 10:03 WIB ·

Pelajaran Yang Dapat Kita Petik Dari Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW


 Pelajaran Yang Dapat Kita Petik Dari Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW Perbesar

Oleh: Prof.Dr.H.Asasriwarni MH (Guru Besar UIN IB/Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar/ Anggota Dewan Pertimbangan MUI Pusat)

Ribuan  tahun yang lalu, tepatnya 1.444 tahun adalah  merupakan titik balik terbesar dalam kehidupan umat manusia di seluruh dunia. Hijrah Nabi Muhammad adalah titik balik dalam sejarah. Itu adalah awal dari periode ketika Nabi akan berubah dari orang Makkah yang tertindas menjadi orang yang kembali sebagai penguasa dermawan.

Nabi harus menyelinap di malam hari untuk menghindari pengejaran  para pembunuh dan akhirnya beberapa tahun kemudian  kembali dengan membawa kemenangan. Pelajaran dari hijrah tidak lekang oleh waktu untuk kita renungkan selamanya.

Bahkan, pada masa Nabi, menjelang akhir hayatnya, Allah SWT mengingatkan kepada orang-orang yang  beriman tentang hijrah dan bagaimana Allah SWT telah membantu melewatinya. Hal tersebut disampaikan dalam firman Nya berikut ini :

اِلَّا تَـنۡصُرُوۡهُ فَقَدۡ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذۡ اَخۡرَجَهُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا ثَانِىَ اثۡنَيۡنِ اِذۡ هُمَا فِى الۡغَارِ اِذۡ يَقُوۡلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا‌ ۚ فَاَنۡزَلَ اللّٰهُ سَكِيۡنَـتَهٗ عَلَيۡهِ وَاَ يَّدَهٗ بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ تَرَوۡهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوا السُّفۡلٰى‌ ؕ وَكَلِمَةُ اللّٰهِ هِىَ الۡعُلۡيَا ؕ وَاللّٰهُ عَزِيۡزٌ حَكِيۡمٌ

Illaa tansuruuhu faqad nasarahul laahu iz akhrajahul laziina kafaruu saaniyasnaini iz humaa filghaari iz yaquulu lisaahibihii la tahzan innnal laaha ma’anaa fa anzalallaahu sakiinatahuu ‘alaihi wa aiyadahuu bijunuudil lam tarawhaa wa ja’ala kalimatal laze.

*Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, _“Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita”._ Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana* (QS At-Taubah Ayat :40)

Dengan merujuk kepada firman Allah SWT tersebut di atas,  dapat diambil 5  pelajaran penting  dari Hijrah Nabi Muhammad SAW,  yakni :

1. Allah Tidak Membutuhkan Kita :

Mulai dari awal Allah SWT sudah mengulurkan bantuan kepada Nabi,  meskipun  orang-orang yang  tidak mau membantunya. Allah akan tetap membantu Nabi dan Agama-Nya dengan cara yang tidak dapat dibayangkan oleh siapa pun. Sebagaimana firman Allah SWT di bawah ini :

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ

*Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat)* (QS. Al Ghafir Ayat : 51)

Semua orang di Makkah mengharapkan Nabi meninggal pada pagi hari, namun Allah SWT menyelamatkannya dan membawanya ke Madinah. Nabi tidak membutuhkan tentara untuk melindunginya, dia hanya membutuhkan Allah SWT. Ini adalah pengingat bagi kita bahwa setiap kali kita melakukan sesuatu untuk kepentingan Islam, sebenarnya kita hanya membantu diri kita sendiri.

2. Mempercayai Allah Di Saat Kesulitan Akan  Medatangkan  Kemudahan :

Abu Bakar dan Nabi SAW berada di dalam gua dan tidak memiliki jalan keluar. Orang-orang Quraisy berada di dekatnya dan mencari mereka. Saat mereka mendekat, Abu Bakar berbisik kepada Nabi tentang kegelisahannya.

Saat itulah Nabi menjawab : Jangan bersedih, Allah bersama kita. Sabda Nabi tersebut sesuai dengan firman Allah SWT  berikut ini :

هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

*Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan*  (QS. Al Hadid Ayat : 4)

Nabi tidak tahu persis apa yang akan terjadi atau bagaimana Allah akan menyelamatkan mereka. Tapi dia tahu bahwa karena mereka berada di jalan Allah, Dia akan cukup, dan Dia melakukannya. Dan bersamaan dengan itu Allah menurunkan ketenangan, yang hanya bisa datang dengan bertawakal kepada Allah dan membiarkan Dia melakukan apa yang Dia lakukan.

3. Patuhi Perintah Allah Meski Tidak Masuk Akal :

Kehidupan Rasul telah berubah secara dramatis sejak ia menjadi seorang Nabi. Dan terlepas dari semua ini, dia tetap menjadi Utusan Tuhan.

Dia tidak pernah menyerah meskipun semua penganiayaan, dan bahkan harus diusir dari rumahnya. Namun, dia terus berjalan. Tindakan tersebut mengacu pada firman Allah SWT  di bawah ini :

إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ۚ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

*Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu (Rasulullah) sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya, niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar*  (QS. Al-Fath Ayat : 10).

Ini mungkin terdengar cukup aneh bagi kita, mengapa dia terus berjalan dan ini adalah ajaran bahwa kita menaati perintah Allah karena Dia memerintahkannya, bukan karena masuk akal bagi kita. Dan kita mengikuti mereka, dan percaya bahwa Dia akan membuatnya bekerja sebagaimana Dia telah memerintahkan kita untuk melakukan hal yang sama.

4. Dengan Kesulitan Datang Kemudahan :

Nabi telah menderita begitu lama. Sudah hampir 13 tahun hidup Nabi tersiksa,  dan dengan berhijrahlah  beliau akan terhindar dari penderitaan sebagai dampak perlakuan orang-orang Makkah kepadanya. Sebuah keyakinan yang selalu terpatri, bahwa sesungguhnya setelah kesulitan pasti akan datang kemudahan. Hal tersebut  sesuai dengan firman Allah SWT berikut ini :

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah Ayat : 5)

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

*Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan*  (QS. Al-Insyirah Ayat : 6)

Semua rasa sakit itu adalah satu hal tetapi apa yang akan datang lebih baik. Dan dengan kesulitan yang dia hadapi, sekarang dia akan membuka lembaran baru.

Dia akan menjadi Raja Madinah, Nabi yang mengirim surat ke berbagai kepala negara untuk menerima Islam dan dengan semua ini akhirnya akan datang kemenangan Makkah. Dan janji Allah itu benar, bersama kesulitan ada kemudahan.

5. Persaudaraan Seiman Sungguh Luar Biasa :

Hijrah mengajarkan kita tentang persaudaraan. Muslim berhijrah dari Makkah dengan sedikit atau tidak ada sama sekali harta. Mereka kemudian diterima di Madinah hampir seolah-olah mereka adalah penduduknya. Kenyataan ini sebagai bukti kebenaran dari firman Allah SWT di bawah ini :

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

*Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat*  (QS. Al Hujurat Ayat : 10)

Penduduk Madinah berbagi rumah, makanan, dan apa pun yang mereka miliki untuk membantu saudara-saudara mereka dari Makkah menetap. Ini adalah salah satu ekspresi persaudaraan terbaik dalam sejarah umat manusia.

Dan itu adalah sesuatu yang dibawa Islam. Itu dibesarkan hanya dengan pemahaman bahwa mereka semua bersatu di bawah satu Nabi Muhammad. Ini adalah beberapa dari sekian banyak pelajaran yang telah diajarkan hijrah kepada kita. Saat ini, ketika dunia jatuh ke dalam kekacauan, dan kehidupan menjadi sulit lagi, perlu diingat hijrah yang terjadi 1.438 tahun yang lalu.

Semoga sekelumit renungan pagi ini bermanfaat dan berkah bagi kita semua, aamiin YRA

 

Artikel ini telah dibaca 219 kali

Baca Lainnya

Nilai Kontrol Syahwat Dalam Ibadah Puasa (2)

5 April 2023 - 11:46 WIB

Nilai Kontrol Syahwat Dalam Puasa Ramadan (1)

4 April 2023 - 14:18 WIB

Khutbah Jumat: Adil Dalam Menilai

17 Februari 2023 - 07:58 WIB

Khutbah Jumat: Iman Adalah Pengalaman

10 Februari 2023 - 07:50 WIB

Khutbah Jumat: Al-Quran, Sudahkah Kita Pahami?

3 Februari 2023 - 07:00 WIB

Khutbah Jumat: Memahami Hakikat Beragama

11 November 2022 - 10:10 WIB

Trending di Kajian Islam