Akhmad Khambali
Ketua Umum Gema Santri Nusa
Pengasuh Majlis Sholawat Ahlul Kirom
Merujuk makna ucapan Baginda Nabi Muhammad SAW, bahwa setiap awal 100 (satu abad) tahun akan muncul mujaddid yang membawa pembaharuan, seiring dengan momentum satu abad NU.
InsyaAllah, hari ini 7 Februari 2023 bertepatan dengan 16 Rajab 1444, di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, warga Nahdliyin merayakan puncak satu abad organisasi ulama tersebut.
Semua orang tau, Nahdlatul Ulama merupakan salah satu organisasi agama yang terbesar ada di Indonesia, bahkan dunia.Hal tersebut tampak dari kuantitas jamiyahnya.
Tidak hanya pertaruhan kuantitas saja tetapi keteguhan dalam membela dan mencintai NKRI sudah tidak lagi diragukan. Begitu juga dengan sumbangsih pemikiran. Bahkan sejarah mengatakan dalam memandu pertempuran fisikpun NU turut serta berada dilapangan.
KH Hasyim Asyari yang dikenal dengan resolusi jihadnya, mengerahkan kaum sarungan untuk kepentingan kemerdekaan. Semangat itu yang tetap terjaga hingga saat ini melalui perjuangan para masyayikh dalam organisasi imarah.
Maka momentum 1 abad ini menjadi sangat penting untuk menjadi perhatian. Perenungan mendalam tentang eksistensi dan keberlangsungan organisasi sebagai bentuk rasa syukur adanya wadah yang membentengi kita dari paham ke kiri-kirian dan ke kanan-kananan.
Perhatian kita untuk momen satu abad ini merupakan ucapan terimakasih pada para ulama dan masyayikh yang sebab sebelumnya tanpa mereka mungkin NU tidak akan bisa bertahan hingga saat ini.
Tanpa perjuangan NU kitapun juga belum bisa memastikan dapat merasakan kedamaian dan ketentraman melalui pupuk iman dan islam dengan konsistensi aswaja.
Penekanan khusus juga dilakukan oleh PBNU tidak hanya dalam pagelaran resepsinya saja tetapi terkait keberlangsungan organisasi kedepannya. Instruksi untuk lebih fokus dan bersungguh-sungguh dalam menghidupkan organisasi ini disampaikan langsung oleh Gus Yahya Cholil Tsaquf dalam rapat akbar bersama seluruh ketua dan sekretaris NU tingkat PW, PC beserta Banom-banom se Jawa Timur.
Dalam kesempatan itu, Gus Yahya mengatakan bahwa sebelum berbicara pada masa depan NU, perlu juga memperhatikan bagaimana kapasitas dan kepercayaan seorang pemimpin dalam organisasi dapat di pertanggungjawabkan. Jika tidak maka umat yang akan menjadi korban.
KH Miftahul Akhyar selaku Rais ‘am PBNU mengatakan bahwa NU saat ini harus dibawa ke kancah internasional, selaras dengan lafad “Dhot” yang menghadap dunia. Maka pada 1 abad inilah dunia harus lebih melek terhadap NU, dengan memaksimalkan momentum organisasi, momentum spiritual dan momentum kultural.
Rentetan-rentetan acara strategis yang telah disusun, tidak hanya oleh PBNU saja seluruh tingkatan juga ikut memeriahkan PBNU sendiri telah bekerja keras mempersiapkan hadiah 1 abad NU dengan rentetan agenda besar yang telah di persiapkan, salah satunya adalah diadakannya forum R20 dalam rangka menyambut G20 di Bali kemarin. Forum ini dinilai sangat strategis dalam memecahkan permasalahan antar agama yang dapat memudarkannya keharmonisan antar umat.
Tidak hanya itu, 9 rangkaian skala besar juga di persiapkan oleh PBNU, yakni NU Women, Anugerah An Nahdlah, Gerakan Kemandirian, NU Hackaton, Pekan Olah Raga NU, Festival Tradisi NU, Muktamar Peradaban dan R20 yang sudah di sebut di atas.Kemudian keluarga dari 1 abad NU itu sendiri.
Rangkaian kegiatan ini tentunya dengan maksud dan tujuan kemaslahatan dari organisasi dan jamiyah NU bahkan juga diluar dari pada NU dengan misi membangun peradaban.
Konsistensi NU dari satu abad pertamanya dalam membela dan mempertahankan NKRI, menjaga keseimbangan dalam penegakan NKRI tidak membuat NU goyah dan bisa bertahan hinga saat ini.
Dengan kontribusi nyata yang diberikan, tentu sudah menjadi kewajiban dari NU melaksanakan itu semua sesuai dengan tujuan pembentukan semula bahwa NU mengemban misi peradaban.
Sebagai jamiyah NU maka sudah sepatutnya misi tersebut di pertahankan melalui khidmad yang merupakan tingkatan tertinggi. Dalam agama hal tersebut memiliki makna ubudiyah pada Allah melalui organisai NU ini.
Ada suatu saat Kiyai Mustofa Bisri mengeluh pada Gusdur terkait NU, “Bagaimana NU ini, ketika ada kemogokan pada Negara NU didorong dorong, ketika Negara tidak aman NU yang disuruh jaga, tetapi ketika ada keuntungan NU tidak mendapat apa-apa, NU seperti satpamnya Indonesia saja!
Pengepakkan sayap di dunia akan terus diupayakan untuk menjaga keharmonisan dunia. Kemandirian dan sosial akan terus dilaksanakaan untuk kemakmuran Indonesia dan NU secara khusus.
Oleh karena itu, pada resepsi 1 abad NU di PBNU menggelar acara dengan skala besar bekerjasama dengan warga NU yang berjumlah seratus dua pukuh juta umat dengan tema “Mendikdayakan Nahdlatul Ulama menjemput Abad Kedua dengan Kebangkitan Baru,” yang mencanangkan 3 strategi agenda.
Pertama; rekontekstualisasi nahdlatut tujjar (kebangkitan ekonomi), Kedua; rekontekstualisasi tashwirul afkar (pemikiran), Ketiga; rekontekstualisasi kepemimpinan global yang mengakar pada tradisi.
Momentum 1 abad NU ini bukanlah momentum yang kebetulan, tetapi momentum yang ditunggu-tunggu dan pembuktian dengan renungan yang sangat dalam. Bahwa kehadiran NU adalah rahmat bukan mafsadat bagi umat, keharmonisan yang senantiasa di bangun dengan tidak memukul tetapi merangkul, tidak menyaingi tetapi saling memeluk .