Menu

Mode Gelap
Headline

Kajian Islam · 19 Agu 2022 08:57 WIB ·

Kutbah Jumat: Contoh, Bukan Ciloteh


 seri Kutbah Jumat medikita.com Perbesar

seri Kutbah Jumat medikita.com

Yendri Junaidi, Lc, MA.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، فَاسْمَعُوْا قَوْلَ اللهِ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (21) وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا (22)

Di suatu sekolah, para guru mengeluhkan perilaku siswa-siswanya yang banyak negatif. Mulai dari bullying, tidak hormat pada guru, berkata kotor, suka kelahi dan sebagainya.

Apa yang dilakukan oleh para guru tersebut untuk menyikapi problematika ini? Mereka mengundang seorang ustadz untuk memberikan ceramah kepada para siswa.

Di sebuah kampung, para tokoh masyarakat merasa prihatin dengan kemerosotan akhlak warganya. Mereka berkumpul untuk membicarakan jalan keluarnya.

Akhirnya diputuskanlah bahwa mereka akan mengundang seorang dai kondang dari ibukota untuk menyampaikan tabligh akbar.

Tidak ada yang salah dengan ceramah. Tidak ada yang salah dengan tabligh akbar. Yang salah adalah ketika ceramah atau tabligh akbar dianggap bisa menyelesaikan masalah akhlak pada anak, siswa, atau masyarakat.

Ada anggapan bahwa ketika seseorang bersalah maka cara untuk memperbaiki kesalahannya adalah dengan menceramahinya.

Sayangnya, ini sudah menjadi pola pikir sebagian besar dari kita. Tidak jarang orang tua marah pada anaknya lalu berkata: “Kan la ayah kicek iko dak buliah…” atau “La bara kali amak kicekkan, dak juo mangarati…”.

Berarti dalam pikiran ayah dan amak ini, dengan ‘mangicekkan’ bahwa ini tidak boleh si anak akan berhenti. Atau dengan mengatakan ‘ini harus dikerjakan’ si anak akan mengerjakannya.

Ada hal penting yang kita lupakan. Tidak semua orang yang tahu bahwa perbuatan A wajib dilakukan lalu ia akan melakukannya. Begitu juga, tidak semua orang yang tahu bahwa perbuatan B tidak boleh dilakukan lalu ia akan berhenti melakukannya.

Alangkah banyaknya orang yang tahu perbuatan A itu wajib tapi ia tidak juga mau melakukannya. Sebaliknya, betapa banyak juga orang yang tahu bahwa perbuatan B itu dilarang tapi ia tetap melakukannya.

Kalau demikian, apa yang bisa membuat seseorang melakukan sesuatu yang baik dan meninggalkan sesuatu yang buruk? Itulah contoh dan teladan.

Karena itulah Rasulullah Saw adalah sosok yang memberi teladan, bukan pemberi ceramah. Tidak banyak ceramah yang disampaikannya.

Bahkan khutbah beliau pun pendek. Kenapa? Karena beliau lebih banyak memberikan contoh nyata daripada ceramah saja. Di zaman sekarang sebaliknya, ceramah panjang, tapi contoh hampir tidak ada.

Ketika contoh tidak ada, maka jangan harap ucapan yang kita sampaikan akan didengar. Sampai berbusa pun mulut orang tua dan guru menasehati anak, kalau orang tua dan guru tidak bisa memberikan contoh yang nyata, tidak akan diikuti oleh anak.

Jangankan perkataan kita yang tidak diiringi contoh, perkataan Nabi saja yang tidak diikuti dengan contoh pun pernah tidak digubris oleh para sahabat. Kisah penyembelihan al-hadyu setelah perjanjian Hudaibiyah bisa dilihat kembali untuk menjadi pelajaran.

Berbagai aturan yang keras dan ketat dibuat dengan variasi hukuman bagi murid yang tertangkap merokok. Sementara murid masih saja melihat guru merokok.

Bisakah alasan, “Tapi guru kan sudah bisa mencari uang” dipakai? Kalau sekedar untuk mencarikan alasan kenapa guru boleh merokok sementara murid tidak boleh, mungkin bisa. Tapi kalau mengharapkan murid akan mau mengikuti aturan itu dari hati mereka, mustahil.

Tidak perlu banyak bicara. Yang penting adalah contoh. Satu contoh nyata jauh lebih berbekas dari seribu nasehat. Sebuah pepatah Arab mengatakan :

حال رجل فى ألف رجل أبلغ من قول ألف رجل فى رجل

“Teladan satu orang di depan seribu orang jauh lebih berbekas daripada perkataan seribu orang pada satu orang.”

Artikel ini telah dibaca 101 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Nilai Kontrol Syahwat Dalam Ibadah Puasa (2)

5 April 2023 - 11:46 WIB

Nilai Kontrol Syahwat Dalam Puasa Ramadan (1)

4 April 2023 - 14:18 WIB

Khutbah Jumat: Adil Dalam Menilai

17 Februari 2023 - 07:58 WIB

Khutbah Jumat: Iman Adalah Pengalaman

10 Februari 2023 - 07:50 WIB

Khutbah Jumat: Al-Quran, Sudahkah Kita Pahami?

3 Februari 2023 - 07:00 WIB

Khutbah Jumat: Memahami Hakikat Beragama

11 November 2022 - 10:10 WIB

Trending di Kajian Islam