Yendri Junaidi, Lc., MA
ุงูุณูููุงูู ู ุนูููููููู ู ููุฑูุญูู ูุฉู ุงูููู ููุจูุฑูููุงุชููู
ุงููุญูู ูุฏู ูููู ุฑูุจูู ุงููุนูุงููู ููููู ููุงูุตูููุงูุฉู ููุงูุณูููุงูู ู ุนูููู ุฃูุดูุฑููู ุงููุฃูููุจูููุงุกู ููุงููู ูุฑูุณููููููู ููุนูููู ุขูููู ููุตูุญูุจููู ุฃูุฌูู ูุนููููู ุ ุฃูู ููุง ุจูุนูุฏู
ููููุง ุนูุจูุงุฏู ุงููููุ ุฃูููุตูููููู ู ููููููุณููู ุจูุชูููููู ุงูููู ููููุฏู ููุงุฒู ุงููู ูุชููููููููุ ููุงุณูู ูุนูููุง ูููููู ุงูููู ุชูุนูุงููู ููู ููุชูุงุจููู ุงููููุฑูููู ู ุ ุฃูุนูููุฐู ุจูุงูููู ู ููู ุงูุดููููุทูุงูู ุงูุฑููุฌูููู ู ุ ุจูุณูู ู ุงูููู ุงูุฑููุญูู ููู ุงูุฑููุญูููู ู :
ุณูุจููุญู ููููููู ู ูุง ููู ุงูุณููู ูุงููุงุชู ููุงููุฃูุฑูุถู ูููููู ุงููุนูุฒููุฒู ุงููุญููููู ู (1) ูููู ู ููููู ุงูุณููู ูุงููุงุชู ููุงููุฃูุฑูุถู ููุญูููู ููููู ููุชู ูููููู ุนูููู ููููู ุดูููุกู ููุฏููุฑู (2) ูููู ุงููุฃูููููู ููุงููุขุฎูุฑู ููุงูุธููุงููุฑู ููุงููุจูุงุทููู ูููููู ุจูููููู ุดูููุกู ุนููููู ู (3) ุณูุฑุฉ ุงูุญุฏูุฏ
โApa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. Milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.โ
Semua kita pernah melakukan kesalahan. Ada yang disengaja dan ada yang tidak disengaja. Kalau kita coba hitung manakah yang lebih banyak kesalahan kita yang disengaja atau yang tidak disengaja, mungkin lebih banyak yang tidak disengaja. Tidak banyak orang yang dengan sengaja atau dengan niat jahat melakukan kesalahan, apalagi kesalahan yang bersifat fatal dan berdampak besar.
Kita sebagai ayah, misalnya, pulang kerja dalam keadaan letih. Yang kita bayangkan, sesampai di rumah isteri sudah menyiapkan minuman dan makanan. Anak-anak akan menghibur kita, mungkin dengan memijit tangan dan kaki kita yang letih.
Tapi ternyata yang kita jumpai di rumah jauh dari yang kita harapkan. Isteri tidak ada di rumah. Ia pergi ke rumah tetangga dan mengobrol lama tanpa manfaat. Anak-anak berlarian di dalam rumah lalu menyebabkan ada barang yang pecah.
Kita yang tadinya letih, berharap bisa istirahat dengan tenang, dilayani oleh isteri dengan baik, ternyata mendapati kondisi ini. Apa yang terjadi? Emosi kita memuncak. Kita hardik anak-anak. Kita marahi isteri, dan bisa saja kita pukul meja atau kita lemparkan gelas. Apakah kita sengaja untuk marah? Apakah kita tidak sayang pada keluarga? Sebenarnya, hal itu terjadi bukan karena kita sosok pemarah, tapi karena kondisi letih pulang bekerja dan keadaan di rumah yang jauh dari harapan.
Sering isteri dan anak-anak tidak memahami hal itu. Yang mereka tahu hanya satu: ayah pulang dan marah-marah. Mereka tidak tahu atau tidak mau tahu kenapa ayah mereka marah.
Sseorang anak muda yang sudah berkeluarga mendapat telpon dari ibunya yang sudah tua bahwa sakitnya semakin berat. Ia minta dibawa ke rumah sakit secepatnya. Anak muda ini pun resah dan galau. Ia langsung menyiapkan mobil untuk mengantarkan sang ibu tercinta ke rumah sakit.
Karena jarak rumahnya dengan rumah sang ibu cukup jauh akhirnya ia memacu kendaraan. Di sebuah jalan yang sempit ada seorang pengendara motor berkendara dalam kecepatan yang cukup tinggi. Akhirnya anak muda tadi menyenggol sepeda motor tersebut. Orang itu jatuh dan terluka.
Apa yang orang lihat? Anak muda yang punya mobil itu tidak hati-hati. Mentang-mentang punya mobil seenaknya saja. Orang tidak tahu dan tidak mau tahu bahwa ia sebenarnya sedang dalam keadaan galau karena ibunya sakit parah. Dan boleh jadi juga yang salah bukan ia.
Seorang remaja putus sekolah. Pengangguran. Ia bergaul dengan teman-temannya yang juga pengangguran. Akibat pergaulan yang salah, ia akhirnya terseret pada penggunaan narkoba. Ia bahkan pernah mencuri untuk membeli narkoba karena sudah ketergantungan. Ketika ia mencuri, masyarakat memergokinya. Ia tertangkap basah. Tak ayal lagi, ia segera dipukuli warga sampai babak belur. Orang hanya melihat ia telah mencuri dan ia suka menggunakan narkoba. Mereka tidak tahu dan mungkin tidak mau tahu kenapa ia sampai seperti itu? Bagaimana pola asuh yang ia dapatkan dari orang tuanya? Kenapa ia sampai putus sekolah?
Sisi Lain Sebuah Kesalahan
Kita perlu tekankan bahwa kita tidak membenarkan sebuah kejahatan atau kesalahan, apalagi kalau kesalahan itu sangat fatal. Kesalahan tetap kesalahan. Kita hanya ingin mencoba untuk melihat sisi lain dari kesalahan yang terjadi itu.
Coba bayangkan, kalau Allah SWT menghukum kita hanya dari melihat lahir dari kesalahan itu saja, dan mengabaikan faktor dan latar belakangnya. Tentu tidak banyak yang akan selamat dari azab.
Tapi Allah Maha Mengetahui segala-galanya. Allah Maha Tahu niat dan latarbelakang terjadinya sebuah perbuatan. Ada orang yang kita lihat sebagai orang jahat karena kesalahannya yang tampak di depan mata kita, namun dalam pandangan Allah orang itu adalah kekasih-Nya. Sebaliknya, ada orang yang kita lihat sebagai wali Allah secara lahir, tapi pada hakikatnya ia adalah sahabat setan.
Ada hadits yang sering kita dengar. Seorang wanita yang rajin puasa dan shalat. Tapi masuk neraka karena mengikat seekor kucing sampai mati. Sebaliknya ada pezina masuk surga gara-gara memberi minum seekor anjing.
Kalau kita pernah bersalah dan dipandang bersalah oleh semua orang, tapi kita tahu bahwa sebenarnya kita tidak ada niat untuk melakukannya, maka jangan takut, Allah Maha Tahu segala-galanya. Sebaliknya, jangan merasa senang dipuji orang karena telah banyak berjasa dalam pandangan mata manusia, padahal kita tahu bahwa sebenarnya yang kita cari bukan ridha Allah SWT, namun pujian dan rasa simpati manusia.
Inilah diantara makna nama Allah yang terdapat dalam ayat yang kita bacakan di awal khutbah tadi ; al-Bathin.
Mari kita berlatih untuk mencoba melihat sebuah kesalahan dengan โkacamataโ Allah SWT. Dalam artian, jangan melihat dari satu sudut pandang saja. Jangan juga terlalu mudah mennyalahkan tanpa mengerti latarbelakang kenapa kesalahan itu terjadi.
ูุงุนุชุจุฑูุง ูุง ุฃููู ุงูุฃูุจุงุจ ูุนููู ุชุฑุญู ูู