Menu

Mode Gelap
Headline

Kajian Islam ยท 14 Okt 2022 07:31 WIB ยท

Khutbah Jumat: Mari Bersikap Tawadhu


 Khutbah Jumat: Mari Bersikap Tawadhu Perbesar

Yendri Junaidi, Lc., MA

ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูู‡ู

ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽุดู’ุฑูŽูู ุงู„ู’ุฃูŽู†ู’ุจููŠูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุฑู’ุณูŽู„ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ ุŒ ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู
ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ููŽุงุฒูŽ ุงู„ู’ู…ูุชู‘ูŽู‚ููˆู’ู†ูŽุŒ ููŽุงุณู’ู…ูŽุนููˆู’ุง ู‚ูŽูˆู’ู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ููู‰ ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู:
ู‚ูู„ู’ ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุฃูŽุนูุธููƒูู…ู’ ุจููˆูŽุงุญูุฏูŽุฉู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽู‚ููˆู…ููˆุง ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุซู’ู†ูŽู‰ ูˆูŽููุฑูŽุงุฏูŽู‰ ุซูู…ู‘ูŽ ุชูŽุชูŽููŽูƒู‘ูŽุฑููˆุง ู…ูŽุง ุจูุตูŽุงุญูุจููƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฌูู†ู‘ูŽุฉู ุฅูู†ู’ ู‡ููˆูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ู†ูŽุฐููŠุฑูŒ ู„ูŽูƒูู…ู’ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ ุนูŽุฐูŽุงุจู ุดูŽุฏููŠุฏู (46) ู‚ูู„ู’ ู…ูŽุง ุณูŽุฃูŽู„ู’ุชููƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฃูŽุฌู’ุฑู ููŽู‡ููˆูŽ ู„ูŽูƒูู…ู’ ุฅูู†ู’ ุฃูŽุฌู’ุฑููŠูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ู‘ู ุดูŽูŠู’ุกู ุดูŽู‡ููŠุฏูŒ (47) ุณูˆุฑุฉ ุณุจุฃ

โ€œKatakanlah, โ€œAku hendak memperingatkan padamu satu hal saja, yaitu agar kamu mencari kebenaran karena Allah berdua-dua atau sendiri-sendiri, kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad). Kawanmu itu tidak gila sedikitpun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.
Katakanlah, imbalan apapun yang aku minta kepadamu maka itu untuk kamu. Imbalanku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.โ€

Kaum muslimin sidang jamaah Jumat yang berbahagiaโ€ฆ

Melihat Hal yang Luar Biasa

Suatu ketika Isaac Newton melihat sebuah apel jatuh dari pohon tepat di depannya. Buah apel itu jatuh ke tanah. Apakah ada yang aneh dari kejadian ini? Sekilas tentu tidak ada.

Adalah hal yang wajar dan sudah menjadi pemandangan sehari-hari melihat sesuatu jatuh ke bawah. Tapi tidak bagi Isaac Newton. Baginya ini sesuatu yang ajaib dan menakjubkan. Kenapa seuatu itu jatuh ke bawah, bukan ke atas.

Dari sini ia mulai menganalisa dan mengkaji. Akhirnya lahirlah teorinya tentang gravitasi. Newton tidak menciptakan gravitasi. Ia hanya menemukan teori yang bisa menjelaskan tentang gravitasi.

Di masa yang berbeda, seorang pemuda bernama Albert Einstein naik kereta api. Ketika berada di dalam kereta, ia melihat seolah-olah rumah dan pohon-pohon yang dilaluinya berjalan dan berlari meninggalkan kereta api.

Tentu ini juga sebuah hal yang biasa kita temukan sehari-hari. Bagi kita semuanya adalah biasa. Tapi tidak bagi Albert Einstein. Ini luar biasa dan menakjubkan. Dari sini muncullah idenya tentang teori relativitas.

Apa yang membedakan kita dengan orang-orang hebat yang pernah ada sepanjang sejarah? Orang-orang hebat dalam berbagai bidang, baik dalam science, penelitian, seni dan sebagainya, melihat hal-hal biasa luar biasa.

Apa yang dilihat oleh orang-orang biasa seperti kita adalah sesuatu yang biasa, mereka melihatnya sebagai sesuatu yang luar biasa dan menakjubkan.

Para seniman misalnya. Bagi kita, suara kicauan burung di pagi hari adalah sesuatu yang biasa. Sinar mentari pagi yang lembut. Warna biru laut. Dedaunan yang hijau. Semua itu biasa bagi kita, tapi tidak bagi seniman. Semua itu menginspirasi mereka lalu menghasilkan berbagai karya seni; puisi, senandung lagu, lukisan dan sebagainya.

Ketika kita belum bisa merasakan kekaguman dan ketakjuban terhadap hal-hal yang kita lihat sehari-hari, ketika kita belum terpesona dengan keindahan alam yang setiap hari kita lihat, tandanya kita orang biasa.

Apa yang membuat orang-orang kafir Quraisy tidak kagum melihat keindahan Islam dan kemuliaan pribadi Rasulullah saw? Karena mereka melihat Islam dan diri Rasulullah dengan penglihatan orang biasa.

Andaikan mereka mau melihat secara lebih jeli, objektif dan lepas dari taklid dan pengaruh-pengaruh lingkungan, tentu mereka akan melihatnya secara berbeda.

Ayat yang kita bacakan di awal khutbah mengajak manusia untuk berpikir sendirian, atau paling banyak berdua-dua. Karena kalau sudah ramai-ramai, hal itu bukan lagi berpikir, tapi ikut-ikutan dan taklid.

Sekarang kita beralih kepada Islam. Kita sehari-hari membaca al Quran dan sering mendengar hadits Rasulullah Saw. Kira-kira, apakah sama pembacaan kita dengan pembacaan para ulama yang usianya diinfakkan untuk mengkaji al-Quran dan Sunnah? Tentu berbeda.

Cara Ulama Memahami Ayat

Kita ambil contoh sederhana. Ayat kedua dalam surat al-Fatihah yang setiap saat kita baca. Kita tahu artinya, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Adakah yang menarik perhatian kita dari ayat di atas? Rasanya tidak ada. Bagi sebagian besar kita, ayat ini hanya mengajarkan kita cara memuji Allah dan bahwa Dia Tuhan semesta alam. Ini pemahaman kita sebagai orang biasa.

Bagaimana para ulama memahami ayat pendek ini? Pertama, mereka bahas kenapa lafaz yang digunakan adalah al-hamdu saja tanpa ada penegasan atau penguatan dengan kata-kata inna (sesungguhnya) misalnya. Sementara banyak orang kita dengar membaca innal hamda lillah. Tapi ayat ini tidak.

Kemudian kenapa ada kata-kata Allah di sini? Bukankah cukup misalnya, alhamdu li rabbil โ€˜alamin. Kemudian, kenapa yang dipakai adalah kata-kata rabb bukan ilah. Dan terakhir yang sangat menakjubkan, kenapa kata-kata alam dibuat dalam bentuk jamak. Seolah-olah alam ini banyak.

Mungkin kita memahaminya ada alam malaikat, alam manusia, alam binatang dan sebagainya. Atau ada alam rahim, alam dunia, alam barzakh, alam akhirat dan sebagainya. Tapi pernahkah kita membaca bahwa sekarang para pakar di Barat meneliti apa yang mereka sebut dengan parallel universe atau multi universe?

Belum lagi ayat-ayat dan hadits yang sampai saat ini tetap terbuka untuk dipahami secara beragam oleh para ulama. Jika kita ditanya apa beda antara jiwa dengan ruh? Barangkali sebagian kita akan menjawab, sama saja. Salahkah? Tidak, karena memang kita masih orang biasa. Tapi oleh para ulama hal ini dibahas sangat dalam.

Cara Pandang Terhadap Non Muslim

Dalam fatwa Syekh Rasyid Ridha, ada sebuah pertanyaan datang dari negara India. Saat itu India dikuasai oleh Inggris yang notabene adalah Kristen. Sebagian tokoh masyarakat, ulama, pejabat, dan masyarakat biasa ada yang berinteraksi dengan orang-orang Inggris itu, baik dalam jual beli, pendidikan dan sebagainya. Tapi ada beberapa orang berkata dengan lantang: โ€œHaram hukumnya bergaul dengan orang-orang Inggris karena mereka kafir. Sementara Allah berfirman dalam surat an-Nisaa` ayat 114:

ูŠูŽุงุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู„ูŽุง ุชูŽุชู‘ูŽุฎูุฐููˆุง ุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑููŠู†ูŽ ุฃูŽูˆู’ู„ููŠูŽุงุกูŽ ู…ูู†ู’ ุฏููˆู†ู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ุฃูŽุชูุฑููŠุฏููˆู†ูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฌู’ุนูŽู„ููˆุง ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุณูู„ู’ุทูŽุงู†ู‹ุง ู…ูุจููŠู†ู‹ุง

โ€œWahai orang-orang beriman, jangan jadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin selain orang berimanโ€ฆโ€.

Kalau mereka mengajak masyarakat untuk berhati-hati dan jangan terlalu dekat dengan orang-orang kafir itu, mungkin masih bisa dimaklumi dan diterima. Tapi sebagian mereka berani mengatakan bahwa siapa saja yang bersahabat dengan orang-orang Inggris yang kafir itu meskipun hanya dalam urusan duniawi, berarti ia kafir. Ini yang menjadi masalah.

Kenapa ini terjadi? Karena pemahaman mereka masih pemahaman orang biasa.
Di sini Syekh Rasyid Ridha menguraikan apa sebenarnya makna dari kata ittakhadza, apa pengertian awliya`, bagaimana asbab nuzul ayat ini dan seterusnya.

Kita mesti berhati-hati menjaga akidah kita. Kita juga mesti berhati-hati menjaga hubungan kita dengan Allah Swt. Diantara bentuk kehati-hatian itu adalah jangan buru-buru menyimpulkan sebuah ayat kalau belum mengkajinya seperti para ulama.

Kalau masih memahami ayat seperti orang biasa sebaiknya kita diam dan tidak menjadi sumber keresahan bagi masyarakat, apalagi sampai mengkafirkan orang lain.

ูุงุนุชุจุฑูˆุง ูŠุง ุฃูˆู„ู‰ ุงู„ุฃู„ุจุงุจ ู„ุนู„ูƒู… ุชูู„ุญูˆู†

Artikel ini telah dibaca 250 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Nilai Kontrol Syahwat Dalam Ibadah Puasa (2)

5 April 2023 - 11:46 WIB

Nilai Kontrol Syahwat Dalam Puasa Ramadan (1)

4 April 2023 - 14:18 WIB

Khutbah Jumat: Adil Dalam Menilai

17 Februari 2023 - 07:58 WIB

Khutbah Jumat: Iman Adalah Pengalaman

10 Februari 2023 - 07:50 WIB

Khutbah Jumat: Al-Quran, Sudahkah Kita Pahami?

3 Februari 2023 - 07:00 WIB

Khutbah Jumat: Memahami Hakikat Beragama

11 November 2022 - 10:10 WIB

Trending di Kajian Islam