Yendri Junaidi, Lc., MA
ุงูุณูููุงูู
ู ุนูููููููู
ู ููุฑูุญูู
ูุฉู ุงูููู ููุจูุฑูููุงุชููู
ุงููุญูู
ูุฏู ูููู ุฑูุจูู ุงููุนูุงููู
ููููู ููุงูุตูููุงูุฉู ููุงูุณูููุงูู
ู ุนูููู ุฃูุดูุฑููู ุงููุฃูููุจูููุงุกู ููุงููู
ูุฑูุณููููููู ููุนูููู ุขูููู ููุตูุญูุจููู ุฃูุฌูู
ูุนููููู ุ ุฃูู
ููุง ุจูุนูุฏู
ููููุง ุนูุจูุงุฏู ุงููููุ ุฃูููุตูููููู
ู ููููููุณููู ุจูุชูููููู ุงูููู ููููุฏู ููุงุฒู ุงููู
ูุชููููููููุ ููุงุณูู
ูุนูููุง ูููููู ุงูููู ุชูุนูุงููู ููู ููุชูุงุจููู ุงููููุฑูููู
ู :
ุงูููุฐูููู ููุชููุจูุนูููู ุงูุฑููุณูููู ุงููููุจูููู ุงููุฃูู
ููููู ุงูููุฐูู ููุฌูุฏูููููู ู
ูููุชููุจูุง ุนูููุฏูููู
ู ููู ุงูุชููููุฑูุงุฉู ููุงููุฅูููุฌูููู ููุฃูู
ูุฑูููู
ู ุจูุงููู
ูุนูุฑูููู ููููููููุงููู
ู ุนููู ุงููู
ูููููุฑู ููููุญูููู ููููู
ู ุงูุทูููููุจูุงุชู ููููุญูุฑููู
ู ุนูููููููู
ู ุงููุฎูุจูุงุฆูุซู ููููุถูุนู ุนูููููู
ู ุฅูุตูุฑูููู
ู ููุงููุฃูุบูููุงูู ุงูููุชูู ููุงููุชู ุนูููููููู
ู ููุงูููุฐูููู ุขู
ููููุง ุจููู ููุนูุฒููุฑูููู ููููุตูุฑูููู ููุงุชููุจูุนููุง ุงูููููุฑู ุงูููุฐูู ุฃูููุฒููู ู
ูุนููู ุฃููููุฆููู ููู
ู ุงููู
ูููููุญูููู (ุงูุฃุนุฑุงู : 157)
โOrang-orang yang mengikuti Rasul; Nabi yang ummi, yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang maโruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.โ
Kaum muslimin, sidang jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Relevansi Agama untuk Setiap Zaman
Kita semua yakin bahwa Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw adalah agama terakhir. Agama penutup. Tidak akan ada lagi agama yang diturunkan oleh Allah Swt setelah ini. Berarti sampai dunia ini berakhir, agama inilah yang akan menjadi panduan dan acuan bagi umat manusia.
Apa implikasi dari hal ini? Implikasinya adalah agama ini mesti relevan dengan seluruh zaman dan tempat. Agama ini mesti bisa diaplikasikan dan diterapkan dalam kondisi apapun dan oleh siapapun. Ini berbeda dengan syariat yang dibawa oleh Nabi Musa. Ia hanya cocok untuk kaum Bani Israil di masa itu saja. Syariat Nabi Musa terkenal keras dan kaku.
Ini berbeda juga dengan syariat Nabi Isa. Syariat Nabi Isa terkenal lunak dan fleksibel sekali. Oleh karena itu, syariat Nabi Musa dan Nabi Isa tidak bisa diaplikasikan selain di masa itu dan oleh manusia di zaman itu.
Syariat Nabi Muhammad SAW
Bagaimana dengan syariat Nabi Muhammad? Karena ia adalah syariat penutup maka ia bisa diaplikasikan oleh siapa saja dan kapan saja meskipun zaman berubah dan manusia juga berganti. Sejak Rasulullah Saw wafat sampai sekarang sudah berapa generasi? Barangkali sudah lebih dari 60 generasi. Tapi syariat yang beliau bawa tetap relevan sampai saat ini.
Apa yang membuatnya relevan sampai saat ini, dan insya Allah akan senantiasa relevan sampai akhir zaman? Tak lain dan tak bukan karena pondasi utama dan sandaran dasarnya adalah al-Quran.
Karena itulah Allah Swt menjamin akan menjaga al-Quran. Karena itu juga Rasulullah Saw selalu memerintahkan para sahabat untuk mencatat wahyu setiap kali ada ayat yang turun dibawa oleh Jibril.
Apakah ini berlaku untuk selain al-Quran? Pernahkah Nabi Saw memerintahkan untuk mencatat syair-syair Jahiliyyah yang di dalamnya juga terkandung hikmah dan pelajaran?
Pernahkah Nabi memerintahkan untuk menggali undang-undang yang diterapkan di Romawi dan Persia, sebagai dua imperium raksasa saat itu yang telah maju dalam berbagai hal? Tidak. Bahkan apa yang beliau ucapkan pun Nabi Saw memerintahkan untuk dihapus.
Tapi al-Quranโฆ Nabi perintahkan untuk dijaga. Karena ini yang akan menjadi pedoman dan dustur sampai hari kiamat. Ini yang akan menjadi pemersatu umatnya sampai kapanpun. Ini yang bisa menjadi solusi dari setiap masalah yang dihadapi umatnya hingga akhir zaman.
Sekarang kita lihat pada al-Quran. Kalau memang al-Quran menjadi pedoman bagi manusia sampai akhir zaman, kalau memang al-Quran bisa menjadi solusi bagi setiap permasalahan apapun bentuknya, kenapa kita tidak menjumpai di dalam al-Quran aturan-aturan kehidupan dalam segala aspeknya yang detail?
Kenapa di dalam al-Quran tidak ditemukan penjelasan hukum yang spesifik seperti halnya di buku-buku fiqih? Kenapa di dalam al-Quran tidak ada rincian tentang, misalnya, tata cara shalat secara detail, hukum jual beli secara rinci dan sebagainya? Sementara ada hal-hal yang sekilas terlihat sepele tapi disinggung oleh al-Quran seperti masalah rumah tangga salah seorang sahabat ketika isterinya mengadu pada Rasulullah Saw, dan sebagainya.
Garis Besar Pedoman Al-Quran
Ini karena memang dengan cara itulah Islam akan relevan untuk setiap zaman dan setiap orang. Al-Quran hanya memberikan pedoman secara garis besar dan global, agar agama tidak menjadi sebuah hal yang menyulitkan, menjadi beban yang berat serta agar ada ruang bagi manusia untuk menyesuaikan dengan kondisi dan masa yang mereka hadapi.
Bayangkan kalau al-Quran memuat tata cara shalat serinci-rincinya, niscaya tidak ada ruang bagi seorang muslim untuk melakukan tata cara yang lain, seperti bagaimana mengangkat tangan, apa ayat yang dibaca dan sebagainya. Semua tidak dijelaskan.
Tapi ada kaidah-kaidah umum yang ditegaskan, misalnya shalat mesti dilakukan dengan khusyuk, shalat mesti didahului dengan wudhuk dan sebagainya. Tata cara wudhuk, apa yang dibasuh dalam wudhuk, sudah dijelaskan dengan rinci dalam al-Maidah ayat 6.
Masalah muamalah atau interaksi manusia sehari-hari, tidak dijelaskan secara detail. Tapi al-Quran memberikan rambu-rambu utama. Diantara rambu-rambu itu adalah mesti mengedepankan aspek kemudahan dan kemaslahatan bagi manusia.
Ini yang ditegaskan dalam banyak ayat. Oleh karena itu, Rasulullah Saw sangat memperhatikan hal ini. Demikian juga para sahabatnya. Bahkan kita mungkin akan heran ketika mengetahui bahwa apa yang ditetapkan oleh Nabi, sekilas ditetapkan secara berbeda oleh para sahabat.
Tapi kalau didalami lebih jauh, kita akan mengerti bahwa yang dituju oleh para sahabat adalah substansinya yaitu kemudahan dan kemaslahatan orang banyak, meskipun secara sekilas terlihat berbeda dengan apa yang Nabi tetapkan.
Ini tampak, misalnya, dalam masalah larangan Nabi untuk mencabut tanaman di Mekah. Tapi kemudian Abbas menyela, โKecuali idzkhir (sejenis tanaman yang banyak tumbuh di Mekah) ya Rasulullah, karena idzkhir itu kami gunakan untuk pesta pernikahan dan untuk kayu bakar.โ Nabi Saw segera merespon, โKecuali idzkhir.โ
ูุงุนุชุจุฑูุง ูุง ุฃููู ุงูุฃูุจุงุจ ูุนููู ุชููุญูู