Menu

Mode Gelap
Headline

Kajian Islam · 16 Sep 2022 06:48 WIB ·

Khutbah Jumat: Antara Harap dan Takut


 Khutbah Jumat: Antara Harap dan Takut Perbesar

Yendri Junaidi, Lc., MA

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، فَاسْمَعُوْا قَوْلَ اللهِ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ (47) لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ (48) نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (49) وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ (50) سورة الحجر

“Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka ; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya. Kabarkanla kepada hamba-hamba-Ku bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.” (QS. al-Hijr ayat 47 – 50).

Kaum muslimin sidang jamaah Jumat yang berbahagia…

Seorang mukmin dalam mengharungi kehidupan dunia ini semestinya selalu berada dalam dua kondisi; antara harap dan cemas; antara raja` dan khauf. Harap dan optimis terhadap ampunan Allah SWT, tapi sekaligus juga takut terhadap murka dan siksa Allah.

Rasa harap dan takut ini ibarat dua sayap burung. Burung tidak akan bisa terbang hanya dengan sebelah sayap saja. Keduanya mesti dikepakkan dalam saat yang sama.

Dengan kedua sayap itulah seorang muslim menjalani kehidupannya sebelum nanti ia bertemu dengan kematian. Kalau dua sayap ini berat sebelah maka kehidupannya tidak akan seimbang.

Seseorang yang rasa harapnya terlalu berlebihan, ia cenderung untuk menunda-nunda taubat dan terlalu lancang berbuat dosa.

Ia menganggap, “Allah Maha Pengampun. Apa ruginya bagi Allah untuk mengampuni saya. Tidak ada juga untungnya Dia menyiksa saya.”

Sebaliknya orang yang dalam dirinya terlalu dominan rasa takut, anggapan (persepsinya) tentang Allah cenderung salah.

Ia membayangkan Allah adalah Zat yang suka menyiksa dan menurunkan azab. Akibatnya ia menganggap agama ini sangat sempit dan rumit. Ia merasa dikekang dan diatur-atur seperti anak kecil.

Seorang mukmin tidaklah demikian. Ia berada dalam dua kondisi tersebut secara berimbang.

Dalam sebuah hadits yang shahih diriwayatkan bahwa seandainya saja manusia tahu bagaimana sayangnya Allah pada makhluk-Nya niscaya mereka tidak akan pernah putus asa dari ampunan-Nya. Bahkan bisa jadi mereka merasa yakin tidak akan dimasukkan ke neraka.

Tapi sebaliknya, seandainya manusia tahu bagaimana dahsyatnya kemurkaan Allah, niscaya tak satupun manusia yang merasa layak masuk ke surga.

Kita ambil satu contoh gambaran tentang hari kiamat. Dalam persepsi kebanyakan kita, hari kiamat adalah hari yang sangat mengerikan. Hari dimana berbagai peristiwa yang dahsyat akan terjadi. Hari dimana tidak ada tempat lari bagi siapapun.

Tentu tidak semua gambaran ini salah. Namun sebagian orang terlalu melebih-lebihkan. Seolah-olah di hari itu yang ada hanyalah ketakutan, kengerian, malapetaka dan sebagainya.

Seorang sahabat bernama Ibnu Mas’ud pernah mengatakan: “Jangan terlalu khawatir. Pada hari kiamat nanti kita akan melihat ampunan dan rahmat Allah dalam bentuk yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya.”

Pernyataan Ibnu Mas’ud ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi bahwa Allah telah menciptakan 100 rahmat. 1 dari 100 rahmat itu diturunkan ke dunia. Dengan yang satu itulah makhluk berkasih-sayang dan saling mencintai. Bahkan seeokor binatang buaspun sayang pada anaknya.

Sementara sisanya sebanyak 99 rahmat disimpan oleh Allah SWT untuk diberikan kelak di hari kiamat. Saking banyak dan luasnya rahmat yang Allah berikan di hari itu sampai-sampai iblis pun berharap kecipratan rahmat Allah yang begitu luas tersebut.

Tapi jangan lupa. Di sisi lain, hari kiamat juga hari yang mencekam. Ketika semua makhluk sudah tidak tahan dengan teriknya matahari dan penantian yang sangat lama sebelum dihisab, mereka mengadu kepada para Nabi dan Rasul.

Setiap Nabi dan Rasul itu menjawab: “Hari ini Allah murka pada seluruh makhluk dengan kemurkaan yang belum pernah tampak sebelumnya. Semua mereka mengatakan: nafsi, nafsi.” Kondisi yang sangat menakutkan.

Sebagai kesimpulannya, seorang muslim mesti hidup dengan kedua perasaan itu ; harap dan takut. Harap kepada rahmat Allah dan takut terhadap murka-Nya.

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda:

لو يعلم المؤمن ما عند الله ما طمع بجنته أحد ولو يعلم الكافر ما عند الله ما قنط من رحمة ايئس من جنته أحد

“Kalau seorang mukmin tahu apa yang ada di sisi Allah (berupa azab) niscaya tak seorang pun yang berharap bisa masuk surga. Dan kalau seorang kafir tahu apa yang ada di sisi Allah (berupa rahmat) niscaya tak seorang pun yang akan berputus-asa dari surga-Nya.”

Sa’id bin al-Musayyab pernah berkata:

ما اجتمع الرَّجاء والخوف في قلب مؤمن إلا أعطاه الله عَزَّ وَجَلَّ الرَّجاء وأمنه الخوف

“Tidaklah berhimpun raja` (harap) dan khauf (takut) dalam hati seorang mukmin melainkan Allah akan berikan apa yang diharapkannya dan melindunginya dari apa yang ditakutinya.”

فاعتبروا يا أولى الألباب لعلكم تفلحون

Artikel ini telah dibaca 60 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Nilai Kontrol Syahwat Dalam Ibadah Puasa (2)

5 April 2023 - 11:46 WIB

Nilai Kontrol Syahwat Dalam Puasa Ramadan (1)

4 April 2023 - 14:18 WIB

Khutbah Jumat: Adil Dalam Menilai

17 Februari 2023 - 07:58 WIB

Khutbah Jumat: Iman Adalah Pengalaman

10 Februari 2023 - 07:50 WIB

Khutbah Jumat: Al-Quran, Sudahkah Kita Pahami?

3 Februari 2023 - 07:00 WIB

Khutbah Jumat: Memahami Hakikat Beragama

11 November 2022 - 10:10 WIB

Trending di Kajian Islam