Fakhry Emil Habib, Lc, Diplm.
Sunah-sunah Wudu
Yang dimaksud dengan sunah wudu adalah perkara-perkara yang sebaiknya dilakukan agar wudu tidak sekedar tindakan mengangkat hadas. Namun juga wasilah untuk mendapatkan fadilah pahala.
Meskipun tidka berdosa jika meninggalkannya, namun tetap saja rugi karena menyia-nyiakan kesempatan meraup laba yang afdal.
Sunahsunah wudu sangat banyak, dan disini
barangkali hanya disebutkan beberapa.
a. Membaca basmalah, ini dilandaskan kepada hadis keutamaan basmalah yang masyahur. Nabi صلى الله عليه وسلم juga bersabda :
توضؤوا باسم هللا
Artinya : “Berwudulah kalian dengan nama Allah!” (HR. an-Nasai no 61).
b. Membasuh tangan tiga kali sebelum mencidukkannya ke dalam bejana. Ini berdasarkan perbuatan Nabi صلى الله عليه وسلم dari Abdullah bin Zaid yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (2183) dan Muslim (235).
c. Bersiwak atau menggosok gigi.
Berdasarkan sabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
لو ال أن أشق على أمتي ألمرتهم بالسواك مع كل وضوء
Artinya : “Seandainya aku tak takut memberatkan umatku, sungguh aku
perintahkan mereka untuk bersiwak
setiap berwudu!” (HR. Bukhari no. 847 dan Muslim no. 252).
Bersiwak bisa dilakukan dengan benda apapun yang agak kasar yang sekira-kira bisa menyingkirkan kotoran gigi, seperti kayu arak, kain ataupun sikat gigi.
d. Berkumur, beristinsyâq (memasukkan air ke hidung) dan beristintsar (meniupkan air dari hidung). Ini berdasarkan hadis Abdullah bin Zaid yang telah disebutkan sebelumnya.
e. Menyela-nyela jenggot yang lebat, karena ini yang dilakukan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم berdasarkan riwayat Abu Daud (145).
f. Mengusap seluruh kepala.
Maksudnya, jika pada rukun cukup mengusap sebagian, maka sunahnya seluruh kepada ikut diusap. Ini juga didasarkan pada hadis Abdullah bin Zaid sebelumnya.
Mengusap imâmah atau sorban dan kopiah juga disunahkan setelah mengusap sebagian ubun-ubun.
Berdasarkan hadis dari al-Mughirah bin Syu’bah mengenai Nabi صلى الله عليه وسلم yang mengusap ubun-ubun serta imâmah beliau, diriwayatkan oleh Muslim (274).
g. Menyela-nyela jari tangan dan kaki. Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda
أسبغ الوضوء وخلل بين األصابع وبالغ في االستنشاق إال
أن تكون صائما
Artinya : “Sempurnakanlah wudu, sela selalah jari-jari dan berlebih-lebihanlah saat istinsyaq, kecuali engkau sedang berpuasa!” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
h. Mengusap kedua telinga, baik bagian luar
maupun dalamnya. Berdasarkan hadis dari
Ibnu Abbas tentang sifat wudu Nabi صلى الله عليه وسلم yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi (74).
i. Tiga kali dalam basuhan maupun usapan.
Berdasarkan sifat wudu Nabi صلى الله عليه وسلم yang dicontohkan oleh Usman bin Affan, diriwayatkan oleh Muslim (230).
j. Mendahulukan yang kanan dari yang kiri, berdasarkan hadis Nabi صلى الله عليه وسلم
إذا توضأتم فابدؤوا بميامنكم
Artinya : “Apabila kamu berwudu, maka mulailah dari bagian kananmu!” (HR. Ibn Majah).
k. Menggosok bagian yang dibasuh, berdasarkan riwayat Imam Ahmad.
l. Muwâlâh, karena Nabi صلى الله عليه وسلم tidak pernah menyela-nyela perbuatan wudu beliau
dengan perbuatan lain.
m. Melebihkan saat membasuh wajah, tangan dan kaki, berdasarkan riwayat alBukhari no. 136 dan Muslim no.246.
n. Tidak berlebih-lebihan dalam menggunakan air, tidak pula terlalu pelit.
o. Menghadap kiblat, karena itu adalah arah yang paling mulia.
p. Tidak bercakap saat berwudu.
q. Membaca doa :
أشهد أال إله إال هللا وحده ال شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله )مسلم 234
اللهم اجعلني من التوابين واجعلني من المتطهرين واجعلني )الترمذي )55
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أال إله إال أنت أستغفرك وأتوب إليك )النسائي
4. Makruh-makruh Wudu
Ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan saat berwudu, di antaranya
a. Berlebihan menggunakan air
b. Mendahulukan yang kiri dari pada yang kanan.
c. Mengelap air bekas wudu
Nabi صلى الله عليه وسلم diberi secarik kain untuk mengelap air wudunya, tetapi beliau tidak menyentuh kain tersebut. (Bukhari 256, Muslim 317).
d. Membasuh lebih dari tiga kali, atau kurang dari tiga kali.
e. Berlebih-lebihan dalam berkumur dan istinsyâq bagi orang yang berpuasa. (*)