MEDIKITA.COM – Pemerintah Indonesia mendukung penuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar “konferensi spiritual” dunia atau Religion 20 (R20).
Konferensi para pemimpin agama terkemuka dari seluruh dunia tersebut akan diadakan di Nusa Dua, Bali, pada 2-3 November 2022.
Menurut Ketua Umum PBNU sekaligus inisiator R20, K.H. Yahya Cholil Staquf, tujuan konferensi ini adalah memastikan bahwa agama bisa berperan sebagai solusi masalah global. Bukan menjadi bagian dari masalah global.
Menjadi tuan rumah R20 yang pertama, PBNU telah menggandeng Liga Muslim Dunia (Rabithah al-Islami), organisasi yang berkantor pusat di Makkah, Arab Saudi,
sebagai penyelenggara bersama (co-host).
Syekh Dr. Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, menyatakan bahwa bekerja bersama Nahdlatul Ulama, yang memiliki sekitar 120 juta anggota dan berbagi cita-cita
yang sama akan memperkuat misi LMD.
“Kemitraan dengan Nahdlatul Ulama ini akan berjalan sebagai platform yang luar biasa untuk dialog yang akan memperkuat dan memperluas misi mulia Liga Muslim Dunia,” ujar syekh Issa.
Implementasi Kegiatan
R20 akan mengumpulkan dan memobilisasi para pimpinan agama dari negara-negara
anggota G20 dan beberapa negara lain. The Center for Shared Civilizational Values (CSCV) berfungsi sebagai Sekretariat Permanen R20.
R20 akan diakhiri dengan komunike bersama yang menguraikan langkah selanjutnya dalam pengembangan Forum Agama G20.
R20 berikutnya diselenggarakan di India pada 2023 dan Brasil pada 2024. Dari 2022 hingga 2024, Indonesia, India, dan Brasil berturut-turut menjabat kepresidenan G20 dan menjadi tuan rumah R20.
Tiga negara yang menjadi tuan rumah tersebut adalah rumah bagi populasi Muslim, Hindu, dan Katolik terbesar di dunia.
Detail Acara
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dijadwalkan berpidato dalam acara pembukaan pada 2 November. Pembicara lain yang bersedia adalah KH Mustafa Bisri, Rais Am PBNU 2014-2015; Uskup Thomas Schirrmacher, Sekretaris Jenderal Aliansi Injili Dunia; serta Prof. Mary Ann Glendon, guru besar emeritus ilmu hukum di Harvard Law School dan mantan Duta Besar AS untuk Takhta Suci Vatikan.
Lebih dari 200 pimpinan agama dan
politik terkemuka dari Indonesia dan seluruh dunia juga telah mengonfirmasi kehadiran mereka.
Tema dan isu utama yang akan dikaji pada R20 meliputi: Kepedihan Sejarah,
Pengungkapan Kebenaran, Rekonsiliasi, dan Pengampunan; Mengidentifikasi dan
Merangkul Nilai-nilai Mulia yang Bersumber dari Agama dan Peradaban Besar Dunia. Juga Rekontekstualisasi Ajaran Agama yang Usang dan Bermasalah; Mengidentifikasi Nilai-nilai yang Dibutuhkan untuk Mengembangkan dan Menjamin Koeksistensi Damai; dan Ekologi Spiritual.
Sebagai wahana untuk mempromosikan kerja sama sistematis antara beragam agama, peradaban, dan bangsa, R20 di Indonesia menjanjikan dampak global yang langgeng.
“Melalui forum R20, kami berharap dapat memfasilitasi munculnya sebuah gerakan global. Forum Agama G20 ini akan mengundang orang-orang dengan niat baik dari setiap agama dan bangsa untuk membawa struktur kekuatan geopolitik dan ekonomi dunia selaras dengan nilai-nilai moral dan spiritual tertinggi, demi seluruh umat manusia,” tutur K.H. Yahya Cholil Staquf. (Rel/AT)