Sebuah hasil studi penelitian terbaru di Amerika Serikat yang dikeluarkan oleh Georgetown Center On Education And Workforce atau CEW yang bertajuk โborn to win, schooled to loseโ menyatakan bahwa faktor terlahir kaya adalah peluang lebih baik untuk kesuksesan orang-orang dibandingkan dengan faktor nilai akademis sekolah.
Temuan studi ini memang cukup mengejutkan, peluang meraih kesuksesan anak pintar yang lahir dari keluarga kaya lebih besar dibandingkan dengan anak pintar yang lahir dikeluarga miskin atau sederhana. Anak yang kurang pintar tapi orang tuanya kaya, peluang suksesnya adalah sekitar 70 %. Namun berbeda dengan anak yang pintar tapi berasal dari keluarga miskin peluangnya hanya sekitar 30 %.
Pintar Tapi Miskin, Bodoh Tapi Kaya
Namun penelitian tersebut juga disebutkan kalau anak pintar dari keluarga miskin mampu berjuang hingga lulus S1, peluang untuk suksesnya naik menjadi 76 %. Anak yang kurang pintar tapi dari keluarga kaya yang mampu mencapai jenjang S1 peluang untuk suksesnya naik sampai menjadi 91 %.
Direktur CEW dan penulis utama laporan tersebutย Anthony P. Carnevale mengatakan kepada CNBC Make it bahwa untuk sukses di Amerika Serikat lebih baik terlahir kaya daripada pintar.
Carnevale dan timnya menganalisa data dari Pusat Statistik Pendidikan Nasional (NCES) untuk melacak hasil siswa dari taman kanak-kanak hingga dewasa, menilai kecerdasan menurut kinerja pada tes matematika standar. Para peneliti kemudian mengkategorikan siswa berdasarkanย status sosial ekonomi, mempertimbangkan pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan orang tua dan pekerjaan orang tua (ukuran status sosial , kekuasaan dan kemampuan pendapatan seperti yang didefinisikan oleh Indeks Sosial Ekonomi Duncan).
Apa yang mereka temukan dan simpulkan adalah orang dengan bakat atau pintar seringkali tidak berhasil dan sukses. Apa yang kami temukan dalam penelitian ini adalah bahwa orang-orang dengan bakat dan pintar yang berasal dari keluarga yang kurang beruntung atau miskin tidak sebaik dengan orang berbakat dan pintar dari keluarga kaya.
Ketika penelitiย mengikuti anak-anak ini selama bertahun-tahun, kelas demi kelas, yang ditemukan adalah mereka semua tersandung atau mengalami hambatan dan rintangan. Perbedaanya adalah, siapa yang tersandung dan bangkit kembali dan siapa yang tersandung dan tidak bangkit.
Peneliti percaya bahwa jika sumber daya dan dukungan dapat membantu siswa yang beruntung dengan nilai rendah mengatasi tantangan dan mencapai kesuksesan, dukungan serupa tentu sajaย juga dapat membantu siswa yang kurang beruntung dengan nilai yang tinggi.
Definsi sukses secara finansial dalam studi tersebut adalah saat mereka telah berumur 35 tahun mereka sudah punya penghasilan diatas rata-rata nasional yakni berkerja dengan gaji sekitar USD $45.000 pertahun. Kalau di rupiahkan lebih kurang sekitarย 650 juta pertahun.
Namun penelitian oleh CEW tersebut diatas dilakukan di Amerika Serikat, kalau di Indonesia apakah sama atau berbeda. Entahlah..!
Bagaimana menurut pendapat anda..?.