MEDIKITA.COM, – Sebanyak 10 orang penulis Puisi Esai versi Satupena Sumbar dapat penghargaan uang Rp 10 juta. Mereka adalah,masing-masing Armaidi, Afriyendra, Hasanuddin, Khalid Efendi, Nenri Gusni, Yulia Fitrina, Yurnaldi, Ramli Jafar, Ranti Arastri dan Zaitun Ul Husna. Mereka masing-masing mendapat Rp 1 juta.
Dari 10 orang terpilih tersebut, ternyata ada dari kalangan wartawan, dosen, guru, sastrawan, PNS, agamawan dan aktivis. Ada yang senior dan ada yang yunior. Mereka sudah banyak prestasi dan penghargaan yang mereka peroleh di dunia kepenulisan, baik tingkat Sumbar maupun nasional, ujar Ketua DPD Satupena Sumatera Barat Sastri Bakry, Jumat (30/12/2022).
Dikatakan Sastri, membaca karya mereka akan lebih banyak tahu betapa ketidakadilan itu muncul tidak hanya dalam relasi kuasa seperti puisi ”Mempertanyakan Keadilan”, ”Ironi Simponi Negeri”, ”Rasa Dirasa Keadilan dan Kebenaran” dan ”Surat Terbuka Paduka Raja untuk Tuan Presiden”.
“Dalam komunitas adat seperti puisi “Negeri Beradat di Simpang Jalan”, dan puisi ”Nagari Bundo Kanduang” atau ketidakpahaman sejarah yang menimbulkan ketidakadilan seperti pada puisi “Marah”. Bahkan ternyata, dalam keluarga , tempat sumber kasih sayang juga tak jarang terjadi ketidakadilan dan ketakberdayaan seperti dalam puisi “Harga Dirimu Bukanlah Nol Rupiah”, ”Surat Cinta Amelia”. Tapi yang menarik sesuai perkembangan zaman ternyata ibu dan anak tidak lagi sesuai dengan anak zaman dulu seperti terungkap dalam puisi ”Aku, Mamak, dan Anakku””, kata Sastri lagi.
Sepuluh orang penulis puisi esai dalam kumpulan puisi ini telah mencoba menyoroti berbagai bentuk realitas faktual kemanusiaan berupa ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kekerasan dan pelecehan bahkan ketidakberdayaan yang menyentuh nurani kita secara simbolis, kritis dan tajam. Semua puisi esai tersebut membuat kita merenung bahkan menangis tanpa bisa lagi mengeluarkan airmata. Silahkan membaca karya mereka, tukuk Sastri Bakry menambahkan.
“Saya berbahagia ketika menerima pesan whatsapp dari Denny JA bahwa dalam rangka Bulan Puisi Esai, Satupena Pusat akan memberikan penghargaan masing-masing satu juta rupiah untuk penulis puisi esai Sumbar terbaik. Sejak organisasi Satupena Sumbar didirikan, obsesi saya fokus pada empat program. Salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan penulis. Artinya, Satupena Sumbar telah memberikan satu lagi bukti manfaat organisasi bahwa menulis itu bisa menghasilkan uang,” ujar Sastri Bakry.
Salah seorang yang karyanya diapresiasi Satupena Indonesia, Armaidi, mengatakan kaget puisi esainya diberikan reward. “Dengan apresiasi Satupena Indonesia ini, tentu memberikan motivasi untuk terus berkarya, menulis. Bagi saya menulis puisi esai memang yang pertama,” ujar Armaidi yang sudah menulis puluhan buku ini. (*)